Latest News

Menjadi Suami Kesebelas…

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ وَعَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ قَالَا أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ جَلَسَ إِحْدَى عَشْرَةَ امْرَأَةً فَتَعَاهَدْنَ وَتَعَاقَدْنَ أَنْ لَا يَكْتُمْنَ مِنْ أَخْبَارِ أَزْوَاجِهِنَّ شَيْئًا قَالَتْ الْأُولَى زَوْجِي لَحْمُ جَمَلٍ غَثٍّ عَلَى رَأْسِ جَبَلٍ لَا سَهْلٍ فَيُرْتَقَى وَلَا سَمِينٍ فَيُنْتَقَلُ قَالَتْ الثَّانِيَةُ زَوْجِي لَا أَبُثُّ خَبَرَهُ إِنِّي أَخَافُ أَنْ لَا أَذَرَهُ إِنْ أَذْكُرْهُ أَذْكُرْ عُجَرَهُ وَبُجَرَهُ قَالَتْ الثَّالِثَةُ زَوْجِي الْعَشَنَّقُ إِنْ أَنْطِقْ أُطَلَّقْ وَإِنْ أَسْكُتْ أُعَلَّقْ قَالَتْ الرَّابِعَةُ زَوْجِي كَلَيْلِ تِهَامَةَ لَا حَرٌّ وَلَا قُرٌّ وَلَا مَخَافَةَ وَلَا سَآمَةَ قَالَتْ الْخَامِسَةُ زَوْجِي إِنْ دَخَلَ فَهِدَ وَإِنْ خَرَجَ أَسِدَ وَلَا يَسْأَلُ عَمَّا عَهِدَ قَالَتْ السَّادِسَةُ زَوْجِي إِنْ أَكَلَ لَفَّ وَإِنْ شَرِبَ اشْتَفَّ وَإِنْ اضْطَجَعَ الْتَفَّ وَلَا يُولِجُ الْكَفَّ لِيَعْلَمَ الْبَثَّ قَالَتْ السَّابِعَةُ زَوْجِي غَيَايَاءُ أَوْ عَيَايَاءُ طَبَاقَاءُ كُلُّ دَاءٍ لَهُ دَاءٌ شَجَّكِ أَوْ فَلَّكِ أَوْ جَمَعَ كُلًّا لَكِ قَالَتْ الثَّامِنَةُ زَوْجِي الْمَسُّ مَسُّ أَرْنَبٍ وَالرِّيحُ رِيحُ زَرْنَبٍ قَالَتْ التَّاسِعَةُ زَوْجِي رَفِيعُ الْعِمَادِ طَوِيلُ النِّجَادِ عَظِيمُ الرَّمَادِ قَرِيبُ الْبَيْتِ مِنْ النَّادِ قَالَتْ الْعَاشِرَةُ زَوْجِي مَالِكٌ وَمَا مَالِكٌ مَالِكٌ خَيْرٌ مِنْ ذَلِكِ لَهُ إِبِلٌ كَثِيرَاتُ الْمَبَارِكِ قَلِيلَاتُ الْمَسَارِحِ وَإِذَا سَمِعْنَ صَوْتَ الْمِزْهَرِ أَيْقَنَّ أَنَّهُنَّ هَوَالِكُ قَالَتْ الْحَادِيَةَ عَشْرَةَ زَوْجِي أَبُو زَرْعٍ وَمَا أَبُو زَرْعٍ أَنَاسَ مِنْ حُلِيٍّ أُذُنَيَّ وَمَلَأَ مِنْ شَحْمٍ عَضُدَيَّ وَبَجَّحَنِي فَبَجِحَتْ إِلَيَّ نَفْسِي وَجَدَنِي فِي أَهْلِ غُنَيْمَةٍ بِشِقٍّ فَجَعَلَنِي فِي أَهْلِ صَهِيلٍ وَأَطِيطٍ وَدَائِسٍ وَمُنَقٍّ فَعِنْدَهُ أَقُولُ فَلَا أُقَبَّحُ وَأَرْقُدُ فَأَتَصَبَّحُ وَأَشْرَبُ فَأَتَقَنَّحُ أُمُّ أَبِي زَرْعٍ فَمَا أُمُّ أَبِي زَرْعٍ عُكُومُهَا رَدَاحٌ وَبَيْتُهَا فَسَاحٌ ابْنُ أَبِي زَرْعٍ فَمَا ابْنُ أَبِي زَرْعٍ مَضْجَعُهُ كَمَسَلِّ شَطْبَةٍ وَيُشْبِعُهُ ذِرَاعُ الْجَفْرَةِ بِنْتُ أَبِي زَرْعٍ فَمَا بِنْتُ أَبِي زَرْعٍ طَوْعُ أَبِيهَا وَطَوْعُ أُمِّهَا وَمِلْءُ كِسَائِهَا وَغَيْظُ جَارَتِهَا جَارِيَةُ أَبِي زَرْعٍ فَمَا جَارِيَةُ أَبِي زَرْعٍ لَا تَبُثُّ حَدِيثَنَا تَبْثِيثًا وَلَا تُنَقِّثُ مِيرَتَنَا تَنْقِيثًا وَلَا تَمْلَأُ بَيْتَنَا تَعْشِيشًا قَالَتْ خَرَجَ أَبُو زَرْعٍ وَالْأَوْطَابُ تُمْخَضُ فَلَقِيَ امْرَأَةً مَعَهَا وَلَدَانِ لَهَا كَالْفَهْدَيْنِ يَلْعَبَانِ مِنْ تَحْتِ خَصْرِهَا بِرُمَّانَتَيْنِ فَطَلَّقَنِي وَنَكَحَهَا فَنَكَحْتُ بَعْدَهُ رَجُلًا سَرِيًّا رَكِبَ شَرِيًّا وَأَخَذَ خَطِّيًّا وَأَرَاحَ عَلَيَّ نَعَمًا ثَرِيًّا وَأَعْطَانِي مِنْ كُلِّ رَائِحَةٍ زَوْجًا وَقَالَ كُلِي أُمَّ زَرْعٍ وَمِيرِي أَهْلَكِ قَالَتْ فَلَوْ جَمَعْتُ كُلَّ شَيْءٍ أَعْطَانِيهِ مَا بَلَغَ أَصْغَرَ آنِيَةِ أَبِي زَرْعٍ قَالَتْ عَائِشَةُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُنْتُ لَكِ كَأَبِي زَرْعٍ لِأُمِّ زَرْعٍ قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ قَالَ سَعِيدُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ هِشَامٍ وَلَا تُعَشِّشُ بَيْتَنَا تَعْشِيشًا قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ وَقَالَ بَعْضُهُمْ فَأَتَقَمَّحُ بِالْمِيمِ وَهَذَا أَصَحُّ

Shahih Al-Bukhari Kitab Nikah Bab Bergaul Baik dengan Keluarga No. 4790

Cerita Aisyah ra. ini teramat panjang, perihal 11 orang perempuan di zaman Jahiliah yang menceritakan suami-suami mereka menyerupai berikut :

Sebelas orang perempuan duduk-duduk, kemudian berjanji untuk tidak menyembunyikan sikap suami-suami mereka sedikitpun.

WANITA PERTAMA

Wanita pertama mengungkapkan, “ Suamiku bagaikan daging unta kurus, yang tinggal di atas puncak gunung berbatu. Sudah jalannya tidak datar hingga sulit diraih, dagingnya pun tak gemuk hingga tak layak diambil.”

WANITA KEDUA

Wanita ke dua bercerita, “ Suamiku tidak berani kuungkapkan terus terang ceritanya, alasannya kejelekannya sangat banyak sehingga sulit dihitung, dan bila saya membicarakannya satu per satu, saya khuatir kalian akan kehabisan waktu sebelum saya selesai menyebutkan seluruhnya.”

WANITA KETIGA

Wanita ke tiga berkata,”Suamiku yaitu seorang lelaki yang sangat tinggi, tolol dan emosional. Jika saya sebutkan kekurangan-kekurangan dan kejelekan-kejelekannya ia mengancam akan menceraikanku. Namun sebaliknya bila saya diam, beliau membiarkanku bagaikan seorang perempuan yang posisinya menggantung tidak jelas; dikatakan punya suami kenyataannya menyerupai orang yang tidak punya suami, sebaliknya dikatakan tidak punya suami kenyataannya punya.”

WANITA KEEMPAT

Wanita ke empat bertutur, “Suamiku bagaikan malam di negeri Tihamah. Tiada panas dan tiada dingin. Tidak angker dan tidak pula membosankan.”

WANITA KELIMA

Wanita ke lima menceritakan, “Suamiku di dalam rumah bagaikan harimau, di luar menyerupai singa. Namun jangan tanya ia perihal apa yang terjadi.”

WANITA KEENAM

Wanita ke enam menuturkan, “Suamiku bila makan sangat lahap, bila minum dihabiskan hingga tak ada yang tersisa. Bila berbaring berselimut sendiri. Tidak pernah tangannya meraba-raba ke dalam pakaianku untuk mengetahui kesedihanku.”

WANITA KETUJUH

Wanita ke tujuh mengungkapkan, “Suamiku cepat lelah, bodoh, sulit bicaranya, pokoknya seluruh malu ada pada dirinya. Ia suka menyakiti dan melukai isterinya.”

WANITA KELAPAN

Wanita ke delapan berkata, “Suamiku sentuhannya teramat lembut, bagaikan sentuhan sutera dan badannya harum, seharum bunga mewangi.”

WANITA KESEMBILAN

Wanita ke sembilan bercerita, “Suamiku tinggi tiang, panjang pedang, banyak abu, dan bersahabat rumah serta bahagia musyawarah.”

WANITA KESEPULUH

Wanita kesepuluh bertutur, “Suamiku mempunyai segalanya, tahukah apa yang ia miliki? Ia mempunyai banyak unta yang selalu berada di dekatnya, bila unta itu mendengar suara-suara merdu, mereka akan gembira, alasannya para tamu telah tiba dan mereka akan disembelih.”

WANITA KESEBELAS

Wanita ke sebelas (yang terakhir) bercerita, “ Suamiku berjulukan Abu Zar’in. Siapakah Abu Zar’in itu? Ia gerakkan telingaku alasannya perhiasannya yang terpasang, menciptakan badanku gemuk, memanjakanku hingga saya sangat percaya diri, mengangkat derajatku dari keluarga yang hanya mempunyai beberapa ekor kambing menjadi keluarga kaya yang mempunyai banyak kuda, unta dan binatang ternak lainnya. Kalau saya bicara dihadapannya ia tak pernah mencelaku, kalau saya tidur ia tak pernah menggangguku hingga pagi hari, bila saya minum ia akan membiarkanku hingga puas.

Tentang ibu Zar’in, tahukah kalian ibu Zar’in? Tempat makannya besar, rumahnya luas. Tentang putra Abu Zar’in , tahukah kalian? Lambung daerah berbaringnya bagaikan pelepah kurma yang halus. Ia sudah kenyang bila makan sepotong paha anak kambing. Tentang putri Abu Zar’in, tahukah kalian? Ia seorang yang patuh kepada orang tuanya. Sesak pakaiannya alasannya gemuk badan, dan dicemburui oleh madunya. Tentang pembantu Abu Zar’in, tahukah kalian? Ia tak pernah menyebarluaskan pembicaraan kami. Ia tak pernah memindahkan makanan kami kepada orang lain, dan ia tak pernah membawa sampah ke rumah kami.”

Lanjutnya, “ Pada suatu hari yang cerah, Abu Zar’in keluar dan melihat perempuan dengan dua orang anaknya yang sedang memainkan puting susu ibunya yang ranum bagaikan buah delima. Suamiku jatuh cinta kepadanya, kemudian ia menceraikanku dan mengawininya. Setelah itu saya kawin dengan seorang laki-laki tampan, kaya dan dermawan. Ia selalu memberikanku secara berlebih apa saja yang saya mau, bahkan ia selalu pula berkata, ‘Makanlah, wahai Ummu Zar’in, berikanlah kepada seluruh keluargamu.’ Namun dengan jujur saya katakan, sungguhpun demikian seandainya ku himpun semua pemberiannya kepadaku tentu belum dapat memenuhi sebuah ember terkecilpun yang dimiliki Abu Zar’in.”

Selanjutnya Aisyah meneruskan ceritanya, “maka Rasulullah SAW bersabda kepadaku, ‘Sedangkan saya disampingmu bagaikan Abu Zar’in di samping Ummu Zar’in. Hanya bedanya Ummu Zar’in dicerai oleh Abu Zar’in, sedangkan saya tidak menceraikan engkau.” Kemudian Aisyah ra., berkata, “Ya Rasulullah, engkau lebih baik daripada Abu Zar’in.”

0 Response to "Menjadi Suami Kesebelas…"

Total Pageviews