Mendaki bukit terjal dua muara
Dengan jurang curam menganga
Diantara tembok dinding keangkuhan
Dua Insan yang berbeda
Tatkala luka–luka kecil mulai tercipta
Dari kerikil-kerikil yang menyapa
Kulihat Kau mulai menyingkir
Mencari sisi lain yang tak curam
Sementara Aku masih coba tetap bertahan
Menapaki bongkahan-bongkahan yang sedikit ringkih
Tapi lihat padaku
Langkahku melambat
Sungguh Aku lemah tanpamu
Jika masih ada satu impian dan keyakinan
Kumohon padamu
Tetaplah disisiku
Mari bersama mencoba
Menyingkirkan kabut kelam perjalanan ini
Hingga kesannya Kita hingga dipuncak tertinggi
Lalu bersama Kita tancapkan bendera senang
Diatas pundi-pundi kemenangan
Ayolah…
Mari bergegas
Sebelum senja menyebar pekat
Dan hujan malam mengguguri tebing watu daerah kita manapak
Sayang…,cobalah untuk tetap mencintaiku
Seperti Aku yang selalu menyayangimu…
Dengan jurang curam menganga
Diantara tembok dinding keangkuhan
Dua Insan yang berbeda
Tatkala luka–luka kecil mulai tercipta
Dari kerikil-kerikil yang menyapa
Kulihat Kau mulai menyingkir
Mencari sisi lain yang tak curam
Sementara Aku masih coba tetap bertahan
Menapaki bongkahan-bongkahan yang sedikit ringkih
Tapi lihat padaku
Langkahku melambat
Sungguh Aku lemah tanpamu
Jika masih ada satu impian dan keyakinan
Kumohon padamu
Tetaplah disisiku
Mari bersama mencoba
Menyingkirkan kabut kelam perjalanan ini
Hingga kesannya Kita hingga dipuncak tertinggi
Lalu bersama Kita tancapkan bendera senang
Diatas pundi-pundi kemenangan
Ayolah…
Mari bergegas
Sebelum senja menyebar pekat
Dan hujan malam mengguguri tebing watu daerah kita manapak
Sayang…,cobalah untuk tetap mencintaiku
Seperti Aku yang selalu menyayangimu…
0 Response to "Teruntuk Kekasih Hatiku (Memori 14 Pebruari 2009)"