Latest News

Mengenal Masjid Al-Aqsha

Sebagian besar umat Islam Indonesia mengetahui Masjidil Aqsha sehubungan dengan bencana  Mengenal Masjid al-Aqsha

Sebagian besar umat Islam Indonesia mengetahui Masjidil Aqsha sehubungan dengan bencana Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Tapi, tahukah Anda foto di atas sesungguhnya bukan foto Masjidil Aqsha ?

Gambar di atas yakni Kubah Shakhrah di Kota Lama Yerusalem

Kubah Shakhrah (Arab: مسجد قبة الصخرة, translit.: Qubbat As-Sakhrah, Ibrani: כיפת הסלע, translit.: Kipat Hasela, Turki: Kubbetüs Sahra, Inggris: Dome of the Rock) yakni tempat suci Islam dan marka tanah utama yang terletak di tengah-tengah di dalam tembok kompleks Al-Haram asy-Syarif, kompleks ini sendiri berada dalam tembok Kota Lama Yerusalem (Yerusalem Timur). Kubah Shakhrah ini selesai didirikan tahun 691, menjadikannya bangunan Islam tertua yang masih ada di dunia.[1]

Kubah Shakhrah bukanlah sebuah masjid, sebaliknya, merupakan sebuah kompleks yang terdapatnya sebuah kerikil besar yang dikatakan tempat Nabi Muhammad berdiri ketika bencana Isra dan Mi'raj. Qubbat As-Sakhrah terletak di Baitulmuqaddis di daerah Al-Haram asy-Syarif. Qubbat As-Sakhrah bukanlah Masjid Al-Aqsa alasannya Masjid Al-Aqsa terletak tidak jauh daripada bangunan ini. Qubbat Al-Sakhrah seringkali disalahartikan sebagai Masjid Omar yang merupakan tempat Saidina Umar Al-Khatab bershalat ketika datang di Baitulmuqaddis.

Qubbat As-Sakhrah muncul dalam uang kertas Mandat Palestina.

Kubah Shakhrah dibangun antara tahun 687 sampai tahun 691 oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan, khalifah Ummaiyyah. Sejarah Qubbat Al-Sakhrah telah melewati banyak sekali zaman, yaitu zaman Islam, zaman Perang Salib, zaman Mandat Britania dan zaman pendudukan Israel.

Adapun Masjidil Aqsha berada di belakang Qubbat Al-Shakhrah menyerupai terlihat dibawah ini dengan Kubah Masjid berwarna hijau

Sebagian besar umat Islam Indonesia mengetahui Masjidil Aqsha sehubungan dengan bencana  Mengenal Masjid al-Aqsha

Masjid Al-Aqsa

Sebagian besar umat Islam Indonesia mengetahui Masjidil Aqsha sehubungan dengan bencana  Mengenal Masjid al-Aqsha

Masjid al-Aqsa
Letak : Al-Haram asy-Syarif, Jerusalem
Koordinat geografi : 31°46′35″N 35°14′8″E / 31.77639°LU 35.23556°BT / 31.77639; 35.23556
Afiliasi agama : Islam
Distrik : Kota Lama Yerusalem
Status eklesiastik : Masjid
Kepemimpinan : Wakaf

Deskripsi arsitektur
Jenis arsitektur Masjid
Gaya arsitektur Islam Awal
Arah facade north
Pembukaan tanah 685 CE (Konstruksi Pertama)
1033 CE (Konstruksi Kedua)
Tahun selesai 705 CE ((Konstruksi Pertama)
1035 CE (Konstruksi Kedua)
Spesifikasi
Kapasitas 5,000 (didalam); 400,000 (diluar)[1]
Panjang 83 meter (272 kaki)
Lebar 56 meter (184 kaki)
Kubah 1
Menara 4
Tinggi menara 37 meter (121 kaki)
Bahan Limestone (external walls, minaret, facade) stalactite (minaret), lead (dome), white marble (interior columns)

Masjid Al-Aqsha (Arab: المسجد الاقصى , Al-Masjid Al-Aqsa, arti harfiah: "masjid terjauh") yakni salah satu bangunan yang menjadi belahan dari kompleks bangunan suci di Kota Lama Yerusalem (Yerusalem Timur) yang dikenal dengan nama Al-Haram asy-Syarif bagi umat Islam dan dengan nama Har Ha-Bayit (Bukit Baitallah atau Temple Mount) bagi umat Yahudi dan Nasrani.

Literatur Muslim(Al Alquran nul karim ) menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW diangkat ke Sidratul Muntaha dari lokasi ini pada tahun 621 Masehi, menimbulkan masjid ini sebagai tempat suci di Islam (lihat Isra' Mi'raj.)

Masjid Al-Aqsa yang dulunya dikenal sebagai Baitul Maqdis, merupakan kiblat shalat umat Islam yang pertama sebelum dipindahkan ke Ka'bah di dalam Masjidil Haram. Umat Muslim berkiblat ke Beitul Maqdis selama Nabi Muhammad mengajarkan Islam di Mekkah (13 tahun) sampai 17 bulan sesudah hijrah ke Medinah. Setelah itu kiblat shalat yakni Ka'bah di dalam Masjidil Haram, Mekkah sampai sekarang.

Masjid Al-Aqsa ketika ini yakni masjid yang dibangun secara permanen oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Kekhalifahan Umayyah (Dinasti Bani Umayyah) pada tahun 66 H dan selesai tahun 73 H. Agak berbeda dengan pengertian Masjid Al-Aqsa pada bencana Isra' Mi'raj (Q.S. Al Israa’:1) yaitu mencakup seluruh daerah Al-Haram asy-Syarif.

Pembakaran Masjid Al-Aqsa pada tanggal 21 Agustus 1969 telah mendorong berdirinya Organisasi Konferensi Islam yang ketika ini beranggotakan 57 negara. Pembakaran tersebut juga mengakibatkan sebuah mimbar kuno yang berjulukan "Shalahuddin Al-Ayyubi" terbakar habis. Dinasti Bani Hasyim, penguasa Kerajaan Yordania telah menggantinya dengan mimbar buatan Jepara, Indonesia.

Beberapa sumber menyampaikan bahwa Kubah Shakhrah (Dome of the Rock) yakni Masjid Al-Aqsa

1. ^ Al-Aqsa Mosque, Jerusalem. Atlas Travel and Tourist Agency. Diakses pada 29 Juni 2008

Sumber : Wikipedia

MASJIDIL AQSHA ADALAH WILAYAH YG DIBATASI BENTENG

Apa Yang dimaksud Masjid al Aqsha?

Selasa, 23/03/2010 13:22 WIB

Apa Yang dimaksud Masjid al Aqsha?
Oleh: Syeikh Raid Shalah (Ketua Harakah Islam di wilayah Palestina 48)

Saya menemukan ketidakfahaman dan ketidaktahuan pada sebagian (besar) umat Islam wacana apa yang dimaksud dengan Masjid Al Aqsha Al Mubarok? berapa luasnya? dan bangunan apa saja yang ada di dalamnya?

Ketidaktahuan Umat wacana hal ini sudah barang tentu merupakan sebuah fenomena yang menyedihkan. Dari banyak perjalanan yang saya lalui, apakah selama menunaikan ibadah Haji, atau keikutsertaan saya dalam konferensi-konferensi Islam, dan interaksi dengan banyak sekali elemen Umat baik di animo Haji maupun Umrah, saya punya kesimpulan bahwa kaum Muslimin masih mempunyai pemahaman yang salah wacana Masjid Al Aqsha.

Sebagian mereka menyangka bahwa Qubah As Shokhrah (Dome of The Rock atau masjid berkubah kuning emas) yakni al Aqsha. Sebagian lagi mengira, bahwa Mushalla Al Marwani yakni bangunan tersendiri, bukan merupakan belahan dan tidak ada kaitanya sama sekali dengan al Aqsha al mubarok. Sebagian lagi bahkan kebingungan ketika mendengar istilah “al Aqsha al Mubarak” dan istilah “al Aqsha Al Qadim” (al Aqsha Kuno).

Karenanya saya pikir yakni sesuatu yang urgen dan mendesak untuk mengangkat dan menjelaskan permasalahan ini. Tidak sanggup dianggap masuk akal bila seorang muslim atau seorang arab ketika beliau tidak mengetahui yang mana al Aqsha, alasannya ketidak tahuan terhadap hakikat Masjid al Aqsa yakni awal yang memilukan bagi (ancaman) hilangnya al Aqsha al Mubarak.

Sebaliknya, mengetahui dan memahami dengan baik (hakikat Masjid al Aqsha) merupakan prasyarat mutlak demi terwujudnya kesucian, kemuliaan dan kemerdekaan al Aqsha al Mubarok, meski orang-orang kafir pasti tidak menyukainya. Karena itu, saya bertanya kepada diri saya langsung dan kepada Kaum Muslimin, “Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan al Aqsha al Mubarok itu?”

Mujiruddin Al Hanbali (seorang Alim yang lahir di kota Al Quds dan merupakan keturunan dari Abdullah Ibn Umar Ibn Khattab*) dalam kitabnya Al Anas Al Jalil (sebuah buku yang secara panjang lebar mengambarkan wacana sejarah Baitul Maqdis semenjak didirikannya sampai tahun 900 H/1494 M dan merupakan rujukan paling lengkap wacana kehidupan ilmiah pada masa Dinasti Ayub dan Raja-raja Mamluk.

**Dia katakan: “ Yang terkenal dikalangan masyarakat bahwa al Aqsha dalam konteks kiblat yaitu keseluruhan bangunan ditengah-tengah Masjid yang di dalamnya terdapat mimbar dan mihrab besar. Padahal sesungguhnya yang dimaksud al Aqsha yakni sebutan bagi seluruh komplek Masjid yang dibatasi oleh dinding pembatas. Maka bangunan yang terdapat di dalam masjid dan bangunan-bangunan lainnya, menyerupai Qubbah as Shakhrah (Dome of The Rock), ruwaq-ruwaq (mihrab-mihrab masjid) dan bangunan-bangunan lainnya yakni bangunan-bangunan baru. Dan yang dimaksud dengan al Aqsha yakni komplek yang dibatasi oleh dinding pembatas.” Ad Dubbagh dalam bukunya Al Quds mengatakan: “ Al Haram Al Qadasi (wilayah harom yang suci) terdiri dari dua bangunan masjid; pertama, Masjid Ash Shakhrah (atau Qubbah Ash Shakhrah). Kedua, Masjid al Aqsha, serta bangunan-bangunan apa saja yang ada disekitarnya, sampai dinding pembatas sekalipun.”

Dengan dasar ini, jelaslah bagi kita bahwa semua daerah yang ada di dalam batas dinding al Aqsha al Mubarak yakni belahan tak terpisahkan dari al Aqsha al Mubarak. Bahkan dindingnya itu sendiri merupakan belahan dari al Aqsha. Dalam artian, dinding dan semua pintu gerbang yang ada padanya yakni belahan tak terpisahkan dari al Aqsha yang diberkahi.

Sebagai contoh, Dinding sebelah Barat yakni belahan tak terpisahkan dari al Aqsha, begitu pula dengan Tembok Al Buraq yang merupakan belahan dari Dinding Barat tersebut yakni juga belahan tak terpisahkan dari masjid al Aqsha. Dan Ribath al Kurd yang juga belahan dari Dinding Barat, merupakan belahan tak terpisahkan dari al Aqsha. Demikian pula dengan semua pintu masuk yang ada di Dinding Barat tersebut menyerupai Pintu Barat (Bab Al Magharibah), juga semua bangunan yang ada di Dinding Barat menyerupai madrasah At Tankaziyah, semuanya belahan tak terpisahkan dari al Aqsha al Mubarak.

Saya, yakin lebih banyak didominasi Umat Islam belum mengetahui wacana hakikat ini. Dan yakni kewajiban bagi mereka untuk mengetahuinya. Maka bagi yang telah mengetahui hakikat-hakikat ini akan memaaham betul bahwa telah terjadi pelanggaran yang faktual terhadap al Aqsha al Mubarak sampai ketika ini. Seperti, Perombakan dan pengalihfungsian Tembok Al Buraq yang merupakan belahan dari al Aqsha yang kini ini terkenal dengan sebutan “Benteng Ratapan” (sebagai bentuk penyesatan makna) yakni salah satu bentuk penistaan yang faktual dan terus-menerus terhadap al Aqsha al Mubarak. Juga penutupan Pintu Barat (yang merupakan belahan dari al Aqsha) yang dilakukan Israel sampai ketika ini. Serta pengalihfungsian Madrasah At Tankaziyah (yang merupakan belahan dari al Aqsha) menjadi barak militer Israel sampai ketika ini. Semua itu merupakan bentuk-bentuk pelanggaran yang faktual dan berkesinambungan terhadap Masjid al Aqsha al Mubarak. Saya ulangi-ulangi sebagai penegasan, dan siapa saja yang masih tidak faham wacana hal ini, sungguh keterlaluan.

Orang yang mengetahui hakikat al Aqsha al Mubarak maka secara otomatis akan mengetahui apa bentuk-bentuk pelanggaran yang dilakukan secara berkesinambungan dan apa saja penistaan-penistaan faktual yang dilakukan terhadap al Aqsha. Dan saya ingin katakan: “ Bahwa Benteng Timur dan Benteng Utara serta Selatan yang mengelilingi al Aqsha al Mubarak dengan semua pintu dan bangunan yang ada padanya yakni belahan tak terpisahkan juga dari al Aqsha!!

Sungguh tragis musibah yang menimpa Masjid Al Aqsha sampai detik ini bila dilihat pemahaman yang mengantarkan kita kepada hakikat al Aqsha al Mubarak ini!! ٍٍSaya juga ingin menegaskan lagi bahwa semua bangunan yang ada di komplek yang dikelilingi oleh tembok pembatas menyerupai segi empat ini yakni belahan tak terpisahkan juga dari al Aqsha al Mubarak!! maka pelataran berpasir yang ditanami pohon Zaitun dan pepohonan lainnya yakni belahan tak terpisahkan dari al Aqsha. Tempat fatwa air, kubah-kubah, tembok-tembok pembatas, gapura-gapura serta bangunan-bangunan lainnya yakni belahan tak terpisahkan dari Masjid al Aqsha al Mubarak.

Saya ulangi lagi, bahwa yang mengetahui dan memahami hakikat inilah yang akan mengerti nestapa dan kegelisahan yang menyelimuti al Aqsha al Mubarak!! Salah satu bangunannya yang terletak di dalam dinding pembatas telah dialihfungsikan menjadi Pos Polisi Zionis sampai ketika ini, dan ini bentuk penodaan faktual yang berkesinambungan terhadap al Aqsha al Mubarak. Demikian pula dengan pelataran tanah yang terletak diantara dinding al Aqsha, sebagian orang Zionis, terutama, “Yisrael Hawkins” berupaya membangun Sinagog diatasnya, dan menyatakan secara terang-terangan wacana hal itu.

Dan bahkan secara terang-terangan mengatakannya kepada saya wacana planning ini. Maka saya katakan kepadanya, “ Kalau itu yang kalian rencanakan, maka, (sebenarnya) kalian sedang berusaha untuk menyulut terjadinya perang dunia ketiga alasannya wilayah ini yakni belahan dari Masjid Al Aqsa al Mubarak. Dan cukup dengan berpikir untuk membangun Sinagog di atasnya kalian telah melaksanakan penodaan yang faktual terhadap al Aqsha al Mubarak!! Termasuk apa yang dilakukan Pemerintah Zionis dengan menutup pintu-pintu yang menjadi jalan masuk masuk ke pelataran ini dan bangunan-bangunan yang ada di dalamnya sampai ketika ini yakni bentuk pelanggran faktual terhadap Masjid al Aqsha.

Kemudian ingin saya tegaskan lagi, menyerupai yang saya katakan sebelumnya, bahwa as Shakhrah al Musyarafah (Batu yang dimuliakan) yakni belahan tak terpisahkan dari al Aqsha al Mubarak. Serta Masjid yang dibangun ditengah-tengah komplek Masjid al Aqsha al Mubarak dari arah Kiblat (yang oleh Umat Islam sering dipahami sebagai 'Masjid al Aqsha', padahal bukan itu yang dimaksud Masjid Al Aqsha (yang sesungguhnya), beserta bangunan-bangunan yang terdapat dibawah masjid ini yang kita sebut dengan istilah “ al Aqsha Al Qadim” (al Aqsha Kuno) semuanya yakni belahan tak terpisahkan dari al Aqsha al Mubarak.

Begitu pula dengan Mushalla Al Marwani yang terletak disebelah tenggara al Aqsha yakni juga belahan tak terpisahkan dari al Aqsha. Berdasarkan pemahaman ini, maka planning jahat apapun untuk mengambil atau mengubah al Aqsha Al Qadim dan Mushalla Al Marwani yakni bentuk konspirasi keji terhadap al Aqsha al Mubarak. Dan kita bertahu-tahun tertipu, kemudian dengan enteng ada yang berseloroh: “ Demi terciptanya kedamaian, mengapa tidak kita serahkan saja Mushalla Al Marwani atau al Aqsha Al Qadim kepada orang-orang Yahudi?!”

Saya katakan: Bangkitlah wahai Kaum Muslimin dan bangsa Arab! Pemikiran menyerupai ini yakni bentuk pelanggaran keji terhadap al Aqsha. Benar! Luka begitu menganga, malam terasa panjang, kegelisahan begitu berat, kesabaran dan sumbangsih yang berkesinambungan. Maka keberanian yakni kesabaran sesaat. Dan keyakinanlah yang mengantarkan kita kepada kepemimpinan dalam beragama.

Jika kita tahu apa yang telah dipersembahkan, pasti dengan sangat gampang dan terang mengetahui (apa yang sanggup kita dapatkan), menyerupai yang dikatakan Ustadz Muhammad Hasan Syarab dalam bukunya “Baitul Maqdis dan Masjid Al Aqsha”: “Masjid al Aqsha yang disebut dalam surat al Isra' semuanya yakni al Haram al Qadasi. Tempat, dimana pahala shalat disana dilipatgandakan. Dipenjuru mana saja di komplek yang dikelilingi pagar tembok itu, apakah di 'Masjid al Aqsha', atau di Qubbah as Shakhrah, atau di Musalla al Marwani atau bahkan di pelataran berpasir yang berada di dalam komplek yang dibatasi dinding tersebut. Setiap rakaat bernilai sama dengan 500 kali rakaat (dalam riwayat lain 1000 rakaat) shalat di masjid-masjid lainnya, selain Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Maka kini saatnya, wahai kaum Muslimin dan bangsa Arab, untuk berdiri dari tidur panjangmu. Dan segera tersadar dari kelengahanmu.(hre/PIC)

Sumber : http://knrp.or.id/kajian/apa-yang-dimaksud-masjid-al-aqsha.htm

http://www.palestine-info.info/ar/




Sebagian besar umat Islam Indonesia mengetahui Masjidil Aqsha sehubungan dengan bencana  Mengenal Masjid al-Aqsha

0 Response to "Mengenal Masjid Al-Aqsha"

Total Pageviews