Latest News

Surat Dari Palestina, Sebuah Renungan Untuk Kita

Lagi asik cari-cari isu ihwal Palestina, eh ketemu artikel yang sangat elok sebagai materi renungan bagi Indonesia, terutama bagi yang muslim. Astagfirullahalazim... ada apa dengan negeriku? negeri yang kaya dengan semua potensi sumber dayanya, yang kondusif dan tentram dan jauh dari konflik berdarah menyerupai dinegara-negara lain termasuk Palestina.


Ini ialah bab goresan pena yang saya kutip dari sumber Magnevicent The Power Of Revolution. Semoga dengan membaca ini sanggup meningkatkan rasa syukur kita dilahirkan pasa sebuah bangsa yang besar, bangsa Indonesia.

*****
Berikut juga kutipan Surat Dari Gaza Untuk Umat Islam Dari Indonesia dari rizky2009

Untuk saudaraku di Indonesia,

Saya tidak tahu, mengapa saya harus menulis dan mengirim surat ini untuk kalian di Indonesia, Namun kalau kalian tetap bertanya kepadaku, kenapa? Mungkin satu-satunya tanggapan yang saya miliki Adalah alasannya ialah Negeri kalian berpenduduk muslim terbanyak di punggung bumi ini, bukan demikian saudaraku?

Disaat saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam, ketika pulang dari melempar jumrah, saya sempat berkenalan dengan salah seorang penggagas da'wah dari Jama'ah haji asal Indonesia, beliau menyampaikan kepadaku, setiap tahun isu terkini haji ada sekitar 205 ribu jama'ah haji berasal dari Indonesia tiba ke Baitullah ini. Wah, sungguh jumlah angka yang sangat fantastis dan menciptakan saya berdecak kagum.

Lalu saya menyampaikan kepadanya, saudaraku, kalau jumlah jama'ah Haji asal GAZA semenjak tahun 1987 Sampai kini digabung, itu belum sanggup menyamai jumlah jama'ah haji dari negeri kalian dalam satu isu terkini haji saja. Padahal jarak tempat kami ke Baitullah lebih bersahabat dibanding kalian yah?. wah, niscaya uang kalian sangat banyak yah?, apalagi berdasarkan sahabatku itu ada 5% dari rombongan tersebut yang menunaikan ibadah haji untuk yang kedua kalinya, Subhanallah.

Wahai saudaraku di Indonesia,
Pernah saya berkhayal dalam hati, kenapa saya dan kami yang ada di GAZA ini, tidak dilahirkan di negeri kalian saja. Wah, niscaya sangat indah dan mengagumkan yah?. Negeri kalian aman, kaya dan subur, setidaknya itu yang saya ketahui Tentang negeri kalian.

Pasti para ibu-ibu disana amat gampang menyusui bayi-bayinya, susu formula bayi niscaya dengan gampang kalian dapatkan di toko-toko dan para perempuan hamil kalian mungkin dengan gampang bersalin di rumah sakit yang mereka inginkan.

Ini yang membuatku iri kepadamu saudaraku tidak menyerupai di negeri kami ini, saudaraku, bawah umur bayi kami lahir di tenda-tenda pengungsian. Bahkan tidak jarang tentara Israel menahan kendaraan beroda empat ambulance yang akan mengantarkan istri kami Melahirkan di rumah sakit yang lebih lengkap alatnya di kawasan Rafah, Sehingga istri-istri kami terpaksa melahirkan diatas mobil, yah diatas kendaraan beroda empat saudaraku!.

Susu formula bayi ialah barang yang langka di GAZA semenjak kami di blokade 2tahun lalu, namun isteri kami tetap menyusui bayi-bayinya dan menyapihnya hingga dua tahun lamanya, walau terkadang untuk memperlancar ASI mereka, isteri kami rela minum air rendaman gandum.

Namun, mengapa di negeri kalian, katanya tidak sedikit perkara pembuangan bayi yang tidak terperinci siapa ayah dan ibunya, terkadang ditemukan mati di parit-parit, di selokan-selokan dan di tempat sampah, itu yang kami sanggup dari informasi televisi.

Dan yang menciptakan saya terkejut dan merinding, ternyata negeri kalian ialah negeri yang tertinggi perkara Abortusnya untuk wilayah ASIA, Astaghfirullah. Ada apa dengan kalian? Apakah alasannya ialah di negeri kalian tidak ada konflik bersenjata menyerupai kami disini, sehingga orang sanggup melaksanakan hal hina tersebut?, tampaknya kalian belum menghargai arti sebuah nyawa bagi kami di sini.

Memang hampir setiap hari di GAZA semenjak penyerangan Israel, kami menyaksikan bayi-bayi kami mati, Namun, bukanlah diselokan-selokan, atau got-got apalagi ditempat sampah? saudaraku! Mereka mati syahid, saudaraku! mati syahid, alasannya ialah serangan roket tentara Israel!

Kami temukan mereka tak bernyawa lagi dipangkuan ibunya, di bawah puing-puing bangunan rumah kami yang hancur oleh serangan roket tentara Zionis Israel, Saudaraku, bagi kami nilai seorang bayi ialah Aset usaha perlawanan kami terhadap penjajah Yahudi. Mereka ialah mata rantai yang akan menyambung usaha kami memerdekakan Negeri ini.

Perlu kalian ketahui, semenjak serangan Israel tanggal 27 desember (2009) kemarin, Saudara-saudara kami yang syahid hingga 1400 orang, 600 diantaranya ialah bawah umur kami, namun semenjak penyerangan itu pula hingga hari ini, kami menyambut lahirnya 3000 bayi gres Dijalur Gaza, dan Subhanallah kebanyakan mereka ialah anak pria dan banyak yang kembar, Allahu Akbar!

Wahai saudaraku di Indonesia,
Negeri kalian subur dan makmur, tanaman apa saja yang kalian tanam akan tumbuh dan berbuah, namun kenapa di negeri kalian masih ada bayi yang kekurangan gizi, menderita busung lapar. Apa alasannya ialah kalian sulit mencari rezki disana? apa negeri kalian sedang di blokade juga?

Perlu kalian ketahui, saudaraku, tidak ada satupun bayi di Gaza yang menderita kekurangan gizi apalagi hingga mati kelaparan, walau sudah usang kami diblokade.

Kalian terlalu manja! Saya ialah pegawai Tata Usaha di kantor pemerintahan Hamas Sudah 7 bulan ini, honor bulanan belum saya terima, tapi Allah SWT yang akan mencukupkan rezki untuk kami.

Perlu kalian ketahui pula, bulan ini saja ada sekitar 300 pasang cowok gres saja melangsungkan pernikahan. Yah, mereka menikah di sela-sela serangan aksi Israel, Mereka mengucapkan komitmen nikah, diantara bunyi letupan bom dan peluru saudaraku.

Dan Perdana menteri kami, yaitu Ust Isma'il Haniya memperlihatkan pinjaman awal pernikahan bagi semua keluarga gres tersebut.

Wahai Saudaraku di Indonesia,
Terkadang saya pun iri, seandainya saya sanggup mencicipi pengajian atau halaqoh training Di Negeri antum, menyerupai yang diceritakan sobat saya tersebut, aktivitas pengajian kalian niscaya elok bukan, banyak kitab mungkin yang telah kalian baca, dan buku-buku niscaya kalian telah lahap, kalian pun sangat bersemangat bukan, itu alasannya ialah kalian punya waktu.

Kami tidak mempunyai waktu yang banyak disini wahai saudaraku. Satu jam, yah satu jam itu ialah waktu yang dipatok untuk kami disini untuk halaqoh, sehabis itu kami harus terjun pribadi ke lapanagn jihad, sesuai dengan kiprah yang Telah diberikan kepada kami.

Kami di sini sangat menanti-nantikan hari halaqoh tersebut walau cuma satu jam saudaraku, tentu kalian lebih bersyukur, kalian lebih punya waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqoh, Seperti ta'aruf, tafahum dan takaful di sana.

Hafalan antum niscaya lebih banyak dari kami, Semua pegawai dan pejuang Hamas di sini wajib menghapal surat al anfaal sebagai nyanyian perang kami, saya menghapal di sela-sela waktu istirahat perang, bagaimana Dengan kalian?

Akhir desember kemarin, saya menghadiri aktivitas wisuda penamatan hafalan 30 juz anakku yang pertama, ia diantara 1000 anak yang tahun ini menghapal al-qur'an, umurnya gres 10 tahun, saya yakin bawah umur kalian jauh lebih cepat menghapal al-quran ketimbang bawah umur kami disini, di Gaza tidak ada SDIT menyerupai di tempat kalian, yang menyebar menyerupai jamur sekarang.

Mereka berguru di antara puing-puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tanahnya sudah diratakan, diatasnya diberi beberapa helai daun pohon kurma, yah di tempat itulah mereka berguru saudaraku, bunyi bunyi setoran hafalan al-quran mereka bergemuruh diantara bunyi-bunyi senapan tentara Israel? Ayat-ayat Jihad paling cepat mereka hafal, alasannya ialah memang didepan mereka tafsirnya. Langsung Mereka rasakan.

Wahai Saudaraku di Indonesia,
Oh, iya, kami harus berterima kasih kepada kalian semua, melihat aksi solidaritas yang kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia, kami menyaksikan demo-demo kalian disini. Subhanallah, kami sangat terhibur, alasannya ialah kalian juga mencicipi apa yang kami rasakan disini.

Memang banyak masyarakat dunia yang menangisi kami di sini, termasuk kalian di Indonesia. Namun, bukan tangisan kalian yang kami butuhkan saudaraku biarlah butiran air matamu ialah catatan bukti nanti di darul abadi yang dicatat Allah sebagai bukti ukhuwah kalian kepada kami. Doa-doa kalian dan dana kalian telah kami rasakan manfaatnya.

Oh, iya hari semakin larut, sebentar lagi ialah giliran saya Untuk menjaga kantor, tugasku untuk menunggu kalau ada telepon dan fax yang masuk Insya Allah, nanti saya ingin sambung dengan surat yang lain lagi Salam untuk semua pejuang-pejuang islam di Indonesia.

Akhhuka…..Abdullah ( Gaza City ..1430 H)

*****

Apa yang kini ada dalam benak anda dengan saudara-saudara kita disana? Bagaimana penghargaan dan rasa syukur kita dilahirkan negeri seindah ini? Hmm..., semoga kita selalu termasuk dalam golongan orang yang bersyukur,amin.

0 Response to "Surat Dari Palestina, Sebuah Renungan Untuk Kita"

Total Pageviews